Keunikan Tanean Lanjhang Ciri Khas Suku Madura

Keunikan budaya Madura tak hanya terletak dari tradisi, bahasa namun juga rumah adatnya, masyarakat Madura adalah suku yang sangat menjunjung tinggi tali persaudaraan, bisa dibuktikan dengan adanya rumah adat yang masih dirawat rapi di berbagai penjuru madura, terdapat sebuah bangunan tersusun dari kayu dengan beberapa atap rumah bersatu dalam satu halaman (satu pagar) dan hiduplah didalamnya beberapa kepala keluarga disana.

Tanean lanjheng  yang biasa disebut, memiliki  rumah utama  atau Tonghuh  adalah rumah yang menjadi cikal bakal atau leluhur suatu keluarga disana biasanya ditandai dengan adanya patung jengger ayam diatapnya rumah induk sering disebut dihuni oleh orang tertua dalam kelompok tersebut atau dipanggil kepala somah, ibaratkan sebuah pemerintahan kepala somah adalah raja yang menguasai kebijakan keluarga terutama dalam masalah perkawinan

Rumah khas madura ini  merupakan  keanekaragaman  budaya yang masih dilestarikan masyarakat meskipun saat ini tanean lanjheng sangat sulit untuk dijumpai terlebih di daerah perkotaan,  karena keberadaannya sudah digantikan oleh  pembangunan gedung bermaterial batako  yang dinilai lebih ekonomis dan tahan lama dari pada membangun rumah dari kayu dan beratapkan jerami, bahkan tidak sedikit orang gengsi dengan keberadaan rumah panjang ini karena banyak pihak menyebutkan bahwa bentuknya yang kolot terkesan tempat orang tidak mampu.

Letak tanean lanjeng ini sangat dekat dengan rumah yang lain hanya dibatasi  tanaman hidup atau peninggian tanah tabunan sehingga masing-masing kelompok menjadi erpisah lahan garapannya didalam kebudayaan bangunan ini sangatlah menarik jika melihat posisi berjejer memanjang sebanyak 2 sampai 10 rumah dan dihuni oleh satu keluarga mulai dari orang tua, cucu, cicit dan seterusnya.

Alasan mengapa rumah ini berada dalam satu pagar adalah agar tetap mempertahankan silaturahmi kekerabatan, adapun keberadaan arah rumah panjang ini tidak asal membangun konon sebelum membangun harus dilihat dulu arah yang cocok untuk membangun rumahnya, karena kepercayaan mereka arah rumah pun juga menentukan rezeki dan kelanggenan si penghuni rumah  adapun di tanean lanjang arah menentukan usia tua atau muda, biasanya usia yang lebih tua berada disebelah barat sedangkan para anak muda berada di ujung timur (roma temor).

Tak hanya itu keunikan yang dimiliki rumah mirip joglo ini atap bangunan juga mengisahkan bahwa yang tinggal di dalamnya adalah membedakan misalnya laki-laki dan perempuan , biasanya atap untuk laki-laki berbentuk menyerupai tanduk, sedangkan untuk perempuannya berbentuk cungkup biasa. Mencerminkan kombinasi antara uksorilokal dan matrilokal artinya anak perempuan yang menikah tetap tinggal di pekarangan orang tuanya sementara anak laki-laki yang sudah menikah pindah kepekarangan istri atau mertuanya.

Dulu orang yang membangun tanean lanjhang haruslah mampu dari segi ekonomi karena jika ditinjau dalam satu desa rumah adat ini hanya dapat ditemui beberapa saja, memperhatikan permukiman formasi dasar pembentukan pola tanian lanjhang  sangat jells bahwa ideolohi keluarga madura anak perempuan memperoleh perhatian dan proteksi secara khusus, ahkan secara kultur setiap orang tua harus membuatkan rumah bagi anak perempuannya.

Begitu indah keaneragaman yang dimiliki suku bangsa diindonesia khususnya Madura bahkan setiap item memiliki filosofis dan sejarah yang menakjubkan jika dibahas dari segi kebudayaan, kekayaan budaya dan seni ini haruslah tetap lestari agar tidak di musiumkan atau hanya menjadi kenangan dan sejarah dalam perkembangan zaman dengan pengaruh moderenisasi dan mulai disingkirkan oleh keindahan dan kemegahan gedung bertingkat pencakar langit.