Hingga Kuartal II 2020 Jumlah pengguna internet di
Indonesia meningkat menjadi 196,7 juta jiwa, Jika pada 2018 lalu, jumlah
pengguna internet di Indonesia hanya sebesar 171,2 juta jiwa.
Hal ini berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Survei tersebut
dilakukan pada 2 sampai 25 Juni 2020.
Hal tersebut mendorong
kominfo untuk memberikan sumbangsih pada masyarakat ada di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) tetap
menjadi Priotas Utama pemerintah akses internet dan pengembangan ekonomi
digital.
Sumber : IG: @dayamaya.id |
Untuk meningkat kesejahteraan di daerah 3T, SDM harus ditingkatkan salah satunya melalui edukasi oleh pemerintah dan membangun ekonomi di masyarakat pinggiran, salah satunya adalah membangun dan mengembangkan ekonomi digital.
Program Dayamaya?
Untuk mengembangkan potensi ekonomi digital di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika melaksanakan Program Dayamaya. Program ini mengajak para pelaku Startup eCommerce, Komunitas, Kelompok masyarakat dan UMKM digital bersinergi mengembangkan potensi serta membuat solusi tepat guna bagi masyarakat di daerah 3T
“Melalui peran startup, komunitas, dan UMKM yang terlibat, kami harapkan dapat mempercepat kemajuan di daerah 3T. Saat ini sudah ada lima inisiatif, dari 18 yang terpilih pada tahun 2019, yang mulai berproses di masyarakat. Kami yakin dengan peran serta mereka, akan segera terjadi perubahan di daerah 3T menuju ke arah yang lebih baik,” kata Danny Januar Ismawan, Direktur Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah.
Sumber : dayamaya.id |
Program dayamaya mengembangkan startup lokal merupakan salah satu solusi untuk membangun Ekonomi digital di daerah 3T, Program ini berfokus pada startup sektor Kesehatan, Pendidikan, Agribisnis, Pariwisata, Fintech, Logistik, E-commerce.
Sumber : dayamaya.id |
Apa itu startup?
“Di masa pandemi kami melakukan pelatihan kepada para penjahit, bagaimana cara membuat masker sesuai dengan standar kesehatan yang difasilitasi oleh BAKTI dan Kementerian Desa, dan Pemberdayaan Daerah Tertinggal. Hasilnya, para penjahit di Sumba berhasil mendapatkan orderan membuat 5000 masker,” kata Asri Wijayanti.
Cakap?
Kalau Jahitin Berfokus pada pengembangan skill para penjahit ada lagi cakap, Cakap merupakan platform online pembelajaran bahasa asing mendukung pengembangan daerah wisata dengan meningkatkan kemampuan masyarakat dari sisi penguasaan bahasa, utamanya bahasa Inggris.
Dalam kontribusinya, pada tahun 2019 melalui program Dayamaya, Cakap telah menyelenggarakan digital assessment di Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menggunakan standarisasi CEFR (The Common European Framework of Reference for Languages). Program melibatkan peserta setingkatpelajar SMA sebanyak 250 orang, kegiatan ini dilakukan secara daring melalui ruang belajar digital dalam sebuah kelas online yang diisi oleh guru bahasa Inggris asing (ESL Teacher)
“Di masa pandemi ini kami menggelar program pelatihan secara daring bagi penggiat dan pelaku pariwisata yang tentu saja difasilitasi oleh BAKTI, Kementerian Pariwisata dan pemerintah daerah. Cakap selaku mitra platform pembelajaran memberikan kesempatan kepada masyarakat pelaku industri pariwisata untuk belajar bahasa Inggris secara gratis. Untuk menjadi peserta dapat mendaftar dengan mengakses website resmi Cakap. Sejauh ini sudah ada beberapa daerah yang mendaftar yaitu Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Sulawesi Utara dan Bangka Belitung. Sulawesi Utara dan Kalimantan Selatan sebagai daerah terbanyak yang mendaftar menjadi peserta” kata Tommy
“Di masa pandemi ini, salah satu satu program kami yaitu melakukan pelatihan secara daring bagi pemandu wisata se-Indonesia. Kami ajarkan bagaimana cara membuat tur virtual. Salah satu sektor yang paling terdampak akibat pandemi adalah pariwisata. Dengan pelatihan ini, diharapkan pemandu wisata dapat memanfaatkan internet untuk menghadirkan layanan virtual tour baik kepada wisatawan dalam negeri maupun mancanegara” kata Reza. Lebih lanjut Reza mengatakan bahwa tur virtual ini merupakan platform baru, yang dapat dimanfaatkan untuk jangka waktu panjang, tidak hanya di masa pandemi saja
membangun daerah 3T pemerintah tentu tidak dapat bekerja sendiri. Untuk itu, peran dari
para startup dan komunitas sangat diperlukan untuk bersama-sama bersinergi mempercepat
pembangunan di daerah 3T.